Dapur Keisha lahir dari kisah sederhana namun penuh makna. Setelah melalui berbagai usaha yang sempat dirintis namun belum berhasil, pasangan suami istri ini akhirnya menemukan jalan mereka di dunia kuliner—berawal dari sebuah momen istimewa: ulang tahun pertama anak mereka, pada 12 Agustus 2016.
Saat itu, di desa tempat tinggal mereka belum ada yang menjual kue ulang tahun. Jarak ke toko kue terdekat sekitar 7 km, dan kualitas produk tidak sesuai harapan. Dengan penuh cinta dan tekad, sang ibu memutuskan untuk membuat sendiri kue ulang tahun anaknya. Bermodal oven tangkring dan mixer dari sisa gaji suami (yang masih disimpan hingga kini sebagai kenangan), terciptalah kue ulang tahun pertama yang menjadi awal segalanya.

Tanpa diduga, kue buatan tangan itu menarik perhatian tetangga yang ikut mencicipinya. Meski sempat ragu karena merasa belum siap secara keahlian, dukungan dan keyakinan pelanggan pertama membuat Dapur Keisha menerima pesanan kue ulang tahun. Sejak saat itu, usaha rumahan ini berkembang melalui kekuatan mulut ke mulut, hingga mulai dikenal luas di berbagai kecamatan seperti Selong, Masbagik, dan Pringgabaya.

Pada tahun 2020, Dapur Keisha memberanikan diri untuk keluar dari zona nyaman dan menyewa toko di Kecamatan Terara agar lebih mudah dijangkau oleh pelanggan. Toko ini masih menjadi basis produksi dan layanan hingga hari ini. Kini, kue ulang tahun dan risoles aneka varian rasa (termasuk versi frozen) menjadi produk unggulan Dapur Keisha, disertai berbagai makanan lain yang terus dikembangkan dengan standar rasa, kualitas, dan pelayanan yang konsisten. Dapur Keisha bukan hanya tentang usaha kuliner—ini adalah cerita tentang ketekunan, keberanian, dan cinta yang diolah menjadi rasa, hadir dalam setiap potong kue dan setiap kemasan risoles yang sampai ke tangan pelanggan.